RSS

Senin, 09 November 2015

IMUNISASI DASAR DAN IMUNISASI LANJUT

IMUNISASI
1.      1. Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.1,2
Imunisasi adalah tindakan untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit atas tubuh manusia (Kamisa, 1998 : 241). Dalam ilmu kedokteran, imunisasi adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda asing tersebut (T.R. Browry 1984 dalam Wardhana, 2001).3
Imunisasi lengkap yaitu 1 (satu) dosis vaksin BCG, 3 (tiga) dosis vaksin DPT, 4 (empat) dosis vaksin Polio dan 1 (satu) vaksin Campak serta ditambah 3 (dosis) vaksin Hepatitis B diberikan sebelum anak berumur satu tahun (9-11 bulan) (Depkes RI, 2000).2
2.      Tujuan
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. (Ranuh,2008,p.10).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain:
a)      Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b)      Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c)      Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita.4
Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita atau anak-anak pra sekolah.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia, seperti cacar (Matondang, Siregar S., 2005).
Menurut Ali Musa (1988) dalam Wardhana (2001) tujuan dari imunisasi adalah memberikan suatu antigen untuk merangsang sistem imunologik tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit.3
3.      Manfaat
a)      Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
b)      Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c)      Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Atikah,2010,pp.5-6).4
4.      Jenis Imnunisasi dan Waktu Pemberian
Imunisasi wajib terdiri atas:
a.       Imunisasi rutin;
b.      Imunisasi tambahan; dan
c.       Imunisasi khusus.
Imunisasi Rutin
A.    Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.2
a)      Bacillus Calmette Guerin (BCG);
b)      Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib);
c)      Hepatitis B pada bayi baru lahir;
d)     Polio
e)      Campak.
Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur
Jenis
0 bulan
Hepatitis B0
1 bulan
BCG, Polio 1
2 bulan
DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan
DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan
DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan
Campak
Catatan:
- Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
- Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3, dinyatakan mempunyai status imunisasi T2.
B.     Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi lanjutan diberikan pada :
1)      anak usia bawah tiga tahun (Batita);
2)      anak usia sekolah dasar;
3)      wanita usia subur.
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas:
a)      Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib)
b)      Campak.
Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar terdiri atas:
a)      Diphtheria Tetanus (DT),
b)      Campak,
c)      Tetanus diphteria (Td).
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia berupa Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil.
Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Tabel 2. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak di bawah tiga tahun
Umur
Jenis Imunisasi
18 bulan
24 bulan
DPT-HB-Hib
Campak

Tabel 3. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar
Sasaran
Imunisasi
Waktu Pelaksanaan
Kelas 1 SD
Campak
Agustus

DT
November
Kelas 2 SD
Td
November
Kelas 3 SD
Td
November

Catatan:
- Batita yang telah mendapatkan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status imunisasi T3.
- Anak usia sekolah dasar yang telah mendapatkan imunisasi DT dan Td dinyatakan mempunyai status imunisasi T4 dan T5.
Tabel 4. Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Status
Imunisasi
Interval Minimal Pemberian
Masa
Perlindungan
T1
T2
T3
T4
T5
-
4 minggu setelah T1
6 bulan setelah T2
1 tahun setelah T3
1 tahun setelah T4
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
lebih dari 25 tahun

Catatan:
- Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T (screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan antenatal.
- Pemberian imunisasi TT tidak perlu diberikan, apabila pemberian imunisasi TT sudah lengkap (status T5) yang harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, rekam medis, dan/atau kohort.
5.      Cara pemberian
Jenis vaksin
dosis
Cara
Tempat
HB
0,5 ml
IM
Paha kanan
BCG
0,05 ml
IC
Lengan kanan atas
Polio
2 tetes
Oral
Mulut
DPT-HB-Hib
0,5 ml
IM
Paha untuk bayi



Lengan kanan untuk balita
Campak
0,5 ml
SC
Lengan kiri atas
DT
0,5 ml
IM
Lengan kiri atas
Td
0,5 ml
IM
Lengan kiri atas
TT
0,5 ml
IM
Lengan kiri atas1

Sumber:
1.      Permenkes No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2.      Kepmenkes No.1611 tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
3.      lib.ui.ac.id. Dari: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124645-T%2026122-Faktor%20yang%20berhubungan-Literatur.pdf. Diakses pada tanggal 3 Novermber 2015 pukul 21.00 WIB.
4.      digilib.unimus.ac.id. Dari: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-wahyuhiday-6038-2-babii.pdf. Diakses pada tanggal 3 Novermber 2015 pukul 21.10 WIB.






0 komentar:

Posting Komentar