RSS

Senin, 09 November 2015

KEBUTUHAN NUTRISI BAYI USIA 0-6 BULAN

KEBUTUHAN NUTRISI BAYI
Kebutuhan nutrisi bayi usia 0-6 bulan masih membutuhkan ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuhnya. Dalam ASI terkandung berbagai komponen yang sesuai dengan kebutuhannya.
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.
1.      Karbohidrat
Karbohidrat yang menjadi penyusun utama ASI adalah laktosa, yang menyediakan sekitar 40% kebutuhan kalori untuk bayi. Laktosa diubah menjadi galaktosa dan glukosa oleh enzim laktase, dan gula ini memberikan energi untuk pertumbuhan otak yang sangat cepat.  Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Manfaat lain dari laktosa yaitu meningkatkan penyerapan kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobacillus bifidus, yang meningkatkan keasaman usus sehingga dapat mengurangi pertumbuhan organisme patogen.1,2
Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.2
2.      Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.2
Protein whey sapi, albumin serum sapi, telah dikenali sebagai pemicu terjadinya diabetes mellitus tergantung insulin.1
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.2
3.      Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh 46% dan tak jenuh 54% dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

4.      Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
5.      Vitamin
a)      Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.
b)      Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
c)      Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
d)     Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan baku pembentukan vitamin A yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

Vitamin yang larut dalam air
Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, ada juga vitamin larut air yang terkandung dalam ASI, diantaranya adalah vitamin B1, B2, B6, B9 (asam folat), dan vitamin C. Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam ASI. Makanan yang di konsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI.2
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistem syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.3
6.      Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. penyerapan Seperti halnya zat besi kandungan mineral zinc ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. 2
Seng, defisiensi mineral kelumit ini dapat menyebabkan kegagalan bertumbuh dan lesi kulit tipikal. Meskipun kandungan mineral seng ASI lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Bayi yang diberi ASI mampu mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi dibanding bayi yang diberi susu formula.1
Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.2
Mineral lain, ASI memiliki kadar fosfor, natrium, dan kalium yang lebih rendah daripada susu formula. Tembaga dan kobalt terdapat dalam kadar yang lebih tinggi. Semakin tinggi bioavailabilitas mineral ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan beban penyerapan yang lebih rendah pada ginjal neonatus daripada susu pengganti ASI.1
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetic dan metabolic. Namun untuk bayi dan anak tujuan dasarnya adalah pertumbuhan yang memuaskan  dan mencegah keadaan kekurangan. Nutirisi yang baik membantu mencegah penyakit akut dan kronis dan mengembangkan kemampuan fisik dan mental.
Kisaran rata-rata kebutuhan Air anak pada berbagai umur pada keadaan biasa
Umur
Rata-rata  Berat badan  (kg)
Air Total dalam 24 jam ( mL)
Air per kilogram Berat badan dalam 24 jam ( mL)
3 hari
3,0
250 - 300
80 – 100
10 hari
3,2
400 - 500
125 – 150
3 bulan
5,4
750 - 850
140 – 160
6 bulan
7,3
950 - 1100
130 – 155
9 bulan
8,6
1100 – 1250
125 – 145
1 tahun
9,5
1150 – 1300
120 – 135
2 tahun
11,8
1350 - 1500
115 – 125
4 tahun
16,2
1600 – 1800
100 – 100
6 tahun
20,0
1800 – 2000
90 – 100
10 tahun
28,7
2000 – 2500
70 – 85
14 tahun
45,0
2200 – 2700
50 – 60
18 tahun
54,0
2200 – 2700
40 – 50

Bahan Makanan
Fungsi
Pengaruh Defisiensi
Pengaruh Kelebihan
Sumber
Air
Pelarut untuk pertukaran seluler, medium untuk ion, transport nutrient dan produk buangan, pengaturan suhu tubuh.
Haus, kekeringan lidah, dehidrasi, anhidrasi, berat jenis uri  tingggi, kehilangan fungsi ginjal (asidosis, oligurasi, uremia, meninggal).
Ketidak enakan abdomen, nyeri kepala, kram ( air tanpa garam ), intoksikasi, kejang-kejang, oedema dan gagal sirkulasi
Air, semua makanan







Protein
Penyediaan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan, larutan untk keseimbangan osmotic, buffer. Hemoglobin, nucleoprotein, glikoprotein dan lipoprotein . enzim , antibody. Bangunan protektif ( kuku dan rambut)
Kelemahan , pembesaran , perut udem, penipisan protein  plasma, kwashiorkor (malnutrisi protein) marasmus ( malnutrisi protein- kalori)
Masukan protein tinggi yang lama. Dapat memperburuk insufisien ginjal.
Susu, telur, daging, ikan ungags, keju, kedele, kacang arab,buncis, padi-padian, kacangan- kacangan , miju-miju.

Karbohidrat










Sumber energy yang tersedia dengan mudah, antikogenik, struktur sel, antibody, sumber kalori tersimpan ( glikogen dan lemak), resitensi asam amino, bagian makanan yang kasar.

Ketosis jika masukan kurang dari 15% kalori atau pada kelaparan berat badan kurang jika kalori total rendah .
Berat badan berlebih jika kalori total tinggi. Berbagai sindrom karena kesalahan metabolism gula bawaan lahir
Suhu, padi-padian, buah-buahan, sucrose, sirup, tepung, sayuran .



lemak
Sumber kaya energy, pelindung fisik pembuluh darah, syaraf, organ ; isolasi terhadap perubahan suhu: membrane sel dan nucleus ; sarana untuk penyerapan vitamin ( A,D,E dan K) asam lemak esensial, membantu nafsu makan, membantu rasa kenyang ( penundaan pengosonga lambung)
Tidak ada rasa kenyang (sangat mengharapkan lemak) berat badan kurang, perubahan kulit pada masukan asam linoleat yang amat rendah
Berat badan berlebih, gejala abdomen pada hyperlipidemia familia, masukan kolesterol tinggi dapat merugikan populasi tertentu.
Susu, metega, kuning telur, lemak babi, daging babi asin, daging, ikan , keju, kacang, minyak sayur.
Air susu ibu biasanya menyediakan 4-5% kalori sebagai asam linoleat ; minyak sayur sangat bervariasi, pada minyak biji jagung, kedele dan lainnya.
Kalsium
Struktur tulang dan gigi, kontraktri otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung, prouksi susu
Mineralisasi tulang dan gigi jelek, osteoporosis,rakhitis, gangguan pertumbuhan.
Blockade jantung dan batu ginjal ( parenteral)
Susu, kerja, sayur-sayuran berdaun hijau, salmon, kerang, tiram.



Klorida
Tekanan osmotic, keseimbangan asam basa
Alkalosis hipokloremikdapat terjadi pada muntah yang lama atau keringat yang berlebihan , pada pemberian glucose  parenteral tanpa salin, pada terapi ACTH berlebihan dan pada alkalosis kongenital
Belum diketahui
Garam meja, daging , susu, telur
Tembaga
Zat penting untuk produksi sel darah merah, pembentukka hemoglobin, penyerapan besi,
Dapat menyebabkan anemia refrakter, osteoporosis, patah tulang, kenaikan kolesterol serum
Sirosis, gastritis, hemolisis
Hati tiram, daging, ikan , butir padi utuh, kacang polong.



Besi
Struktur hemoglobin dan globin untuk pengangkutan O2 dan CO2.
Anemia, Hipokrom, gagal pertumbuhan, hiperaktivitas
Keracuna dengan besi medisinal
Hati , daging, kuning telur, sayur-sayuran hijau, padi utuh, kacang polong
fospor
Unsur pokok tulang dan gigi: struktur nucleus dan sitoplasma semua sel, kesimbangan asam basa.transfor masi energy dan penyebaran impuls saraf ; metabolism karbohidrat, protein dan lemak
Rakitis dapat terjadi pada pertumbuhan yang cepat , bayi dengan berat bdan lahir sangat rendah.
Kemungkinan tetanus selama penyembuhan rakitis atau pada neonates dengan susu formula yang mengandung Ca , P (1:1) rendah.
Susu, produk-produk susu , kuning telur, kacang polong.
Kalium
Kontraksi otot, hantaran impuls saraf , tekanan osmotic intraseluler dan kesimbangan cairan
Diare,asidosis diabetic kelebihan ACTH, kelemahan otot, anaroksia, perut kembung, iritabilitas syaraf.
Gagal ginjal , blockade jantung pada kadar serum 10mEq/L
Semua makanan
Natrium
Tekanan osmotic, keseimbangan asam basa, keseimbangan air, iritabilitas otot dan syaraf
Nusea , diare, kram otot, dehidrasi, hipotensi
Oedema jika eksresi tidak memadai atau cairan parenetal berlebihan
Garam meja, susu, telur, senyawa natrium,4

Sumber:
1.       Fraser DM, Cooper MA. Buku Ajar Bidan Myles. Edisi XIV. Jakarta: EGC; 2011.
2.       Astuti Sri, Tina Dewi Judistiani, Lina Rahmiati, Ari Indra Susanti. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung: Penerbit Erlangga. 2015.
3.       Hendarto Aryono, Keumala Pringgadini. Buku Bedah ASI.
4.       E. Behrman, Richard. Ilmu kesehatan anak Nelson, Jakarta : EGC. 1999.




0 komentar:

Posting Komentar