Hari ini tepatnya hari Rabu, tanggal 10 agustus 2014 tutor 1 dapet motivasi darimu Ibu, Bu Ariyati Mandiri, SST.
ibu telah meluruskan fikiran ini untuk berpaling dari profesi yang sudah di depan mata ini, KEBIDANAN, pernah ada rasa belum menerima karena tidak diterimanya di kedokteran, karena itu cita-cita dari mulai kecil, dan sebuah dorongan bahkan harapan keluarga dan tetangga. Aku pernah merasa tidak mampu, karena aku ditolak oleh Kedokteran, dan akhirnya saya diterima di Kebidanan FK Unpad. Awal masuk kebidanan ini, sering aku merasa diri ini rendah jika berdampingan dengan anak-anak Kedokteran Unpad, aku sangat merasakan aura dibedakan, karena setiap kelompok fasil anak kebidanannya hanya 1 orang dan 9 orang anak Kedokteran.
Setelah beberapa hari hidup di Bale Padjadjaran 3, mulai merasa ada keinginan atau niat ingin mengikuti SBMPTN lagi, selain itu ada dorongan juga dari pihak keluarga untuk mengejar cita menjadi seorang dokter.
Setelah hari ini, Ibu menceritakan pengalaman Ibu yang sama-sama ingin menjadi seorang dokter tetapi tidak diterima. Ibu telah benar-benar membuka mata hati jika sebenarnya menjadi seorang Bidan itu adalah hal yang sangat mulia, Ibu menceritakan pernah memandikan mayat seorang bayi dan keluarganya sangat berterimakasih kepada ibu.
Benar juga yang Ibu telah katakan jika kita sudah di sini menjadi seorang Bidan kita harus berbangga hati karena itu takdir Allah yang sangat mulia, bahkan sebagai seorang istri kelak mungkin lebih bisa meluangkan waktu untuk bersama keluarga.
Aku sudah mulai dapat berfikir rencana hidup B selain rencana A yang ingin menjadi dokter umum dan mengambil spesialis anak. Rencana B ini, aku ingin bisa menjadi bidan yang berprestasi dan terbaik, mengejar beasiswa keluar negeri (Belanda). Selalu ingat janganlah menjadi Bidan yang sombong, tapi jadilah Bidan yang pintar. Karena jadi Bidan perlu pintar dan perlu mempunyai etika yang baik.
"Jika kita punya niat untuk mencapai sesuatu kita pasti akan sampai pada hal itu. Tergantung jalan mana yang kita pilih untuk menggapainya."
Kenali dia, Kenali Bidan. Bersama wanita bukan mengobati :)
ibu telah meluruskan fikiran ini untuk berpaling dari profesi yang sudah di depan mata ini, KEBIDANAN, pernah ada rasa belum menerima karena tidak diterimanya di kedokteran, karena itu cita-cita dari mulai kecil, dan sebuah dorongan bahkan harapan keluarga dan tetangga. Aku pernah merasa tidak mampu, karena aku ditolak oleh Kedokteran, dan akhirnya saya diterima di Kebidanan FK Unpad. Awal masuk kebidanan ini, sering aku merasa diri ini rendah jika berdampingan dengan anak-anak Kedokteran Unpad, aku sangat merasakan aura dibedakan, karena setiap kelompok fasil anak kebidanannya hanya 1 orang dan 9 orang anak Kedokteran.
Setelah beberapa hari hidup di Bale Padjadjaran 3, mulai merasa ada keinginan atau niat ingin mengikuti SBMPTN lagi, selain itu ada dorongan juga dari pihak keluarga untuk mengejar cita menjadi seorang dokter.
Setelah hari ini, Ibu menceritakan pengalaman Ibu yang sama-sama ingin menjadi seorang dokter tetapi tidak diterima. Ibu telah benar-benar membuka mata hati jika sebenarnya menjadi seorang Bidan itu adalah hal yang sangat mulia, Ibu menceritakan pernah memandikan mayat seorang bayi dan keluarganya sangat berterimakasih kepada ibu.
Benar juga yang Ibu telah katakan jika kita sudah di sini menjadi seorang Bidan kita harus berbangga hati karena itu takdir Allah yang sangat mulia, bahkan sebagai seorang istri kelak mungkin lebih bisa meluangkan waktu untuk bersama keluarga.
Aku sudah mulai dapat berfikir rencana hidup B selain rencana A yang ingin menjadi dokter umum dan mengambil spesialis anak. Rencana B ini, aku ingin bisa menjadi bidan yang berprestasi dan terbaik, mengejar beasiswa keluar negeri (Belanda). Selalu ingat janganlah menjadi Bidan yang sombong, tapi jadilah Bidan yang pintar. Karena jadi Bidan perlu pintar dan perlu mempunyai etika yang baik.
"Jika kita punya niat untuk mencapai sesuatu kita pasti akan sampai pada hal itu. Tergantung jalan mana yang kita pilih untuk menggapainya."
Kenali dia, Kenali Bidan. Bersama wanita bukan mengobati :)
0 komentar:
Posting Komentar