KEBUTUHAN
NUTRISI BAYI
Kebutuhan nutrisi bayi usia 0-6 bulan masih membutuhkan ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuhnya. Dalam ASI
terkandung berbagai komponen yang sesuai dengan kebutuhannya.
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat
cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang
mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,
sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat
menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.
1.
Karbohidrat
Karbohidrat yang menjadi penyusun utama ASI adalah laktosa, yang menyediakan sekitar 40% kebutuhan kalori untuk bayi.
Laktosa diubah menjadi galaktosa dan glukosa oleh enzim laktase, dan gula ini memberikan
energi untuk pertumbuhan otak yang sangat cepat. Kadar
laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare
yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa)
jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena
penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu
formula. Manfaat lain dari laktosa yaitu meningkatkan
penyerapan kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobacillus bifidus, yang meningkatkan
keasaman usus sehingga dapat mengurangi pertumbuhan organisme patogen.1,2
Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya
meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.2
2.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri
dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari
protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih
banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi
yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta
laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein
susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis
protein yang potensial menyebabkan alergi.2
Protein whey sapi,
albumin serum sapi, telah dikenali sebagai pemicu terjadinya diabetes mellitus
tergantung insulin.1
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat
dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam
amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah
asam amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam
susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam
amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang
berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan
bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik
yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat)
dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit.
Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida
ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,
merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi
dan daya tahan tubuh.2
3.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu
sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan
antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula.
Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak
ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai
panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang
berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir
terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat
bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya
tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum
lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak
rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh 46% dan tak jenuh 54% dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam
lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah.
4.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam
kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang
mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
5.
Vitamin
a)
Vitamin
K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang
berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya
kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi
perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada
bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.
b)
Vitamin
D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit
vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada
pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar
matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi
terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang
karena kekurangan vitamin D.
c)
Vitamin
E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk
ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan
vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
d)
Vitamin
A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga
berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI
mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan baku
pembentukan vitamin A yaitu beta
karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI
mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.
Vitamin
yang larut dalam air
Selain yang sudah disebutkan
sebelumnya, ada juga vitamin larut air yang terkandung dalam ASI, diantaranya
adalah vitamin B1, B2, B6, B9 (asam
folat), dan vitamin C. Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam
ASI. Makanan yang di konsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam
ASI.2
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,
vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap
kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI
tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi
kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistem syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan
vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan
sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.3
6.
Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi
oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi
ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah
diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan
rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium
ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar.
Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan
lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot
lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi
yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di
dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang
mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi
yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal
dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu
formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan
padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi
ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh
tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme
di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini
adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc
ASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui.
penyerapan Seperti halnya zat besi kandungan mineral zinc ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi
tingkat lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu
formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. 2
Seng,
defisiensi mineral kelumit ini dapat menyebabkan kegagalan bertumbuh dan lesi
kulit tipikal. Meskipun
kandungan mineral seng ASI lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat
penyerapan lebih baik. Bayi yang diberi ASI mampu
mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi dibanding bayi yang diberi
susu formula.1
Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula
adalah selenium, yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.2
Mineral lain, ASI memiliki
kadar fosfor, natrium, dan kalium yang lebih rendah daripada susu formula.
Tembaga dan kobalt terdapat dalam kadar yang lebih tinggi. Semakin tinggi
bioavailabilitas mineral ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan
pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan beban penyerapan yang lebih rendah
pada ginjal neonatus daripada susu pengganti ASI.1
Kebutuhan
nutrisi
Kebutuhan nutrisi individu
bervariasi sesuai dengan perbedaan genetic dan metabolic. Namun untuk bayi dan
anak tujuan dasarnya adalah pertumbuhan yang memuaskan dan mencegah keadaan kekurangan. Nutirisi
yang baik membantu mencegah penyakit akut dan kronis dan mengembangkan
kemampuan fisik dan mental.
Kisaran
rata-rata kebutuhan Air anak pada berbagai umur pada keadaan biasa
Umur
|
Rata-rata Berat badan
(kg)
|
Air
Total dalam 24 jam ( mL)
|
Air
per kilogram Berat badan dalam 24 jam ( mL)
|
3 hari
|
3,0
|
250 -
300
|
80 –
100
|
10
hari
|
3,2
|
400 -
500
|
125 –
150
|
3
bulan
|
5,4
|
750 -
850
|
140 –
160
|
6
bulan
|
7,3
|
950 -
1100
|
130 –
155
|
9
bulan
|
8,6
|
1100 –
1250
|
125 –
145
|
1
tahun
|
9,5
|
1150 –
1300
|
120 –
135
|
2
tahun
|
11,8
|
1350 -
1500
|
115 –
125
|
4
tahun
|
16,2
|
1600 –
1800
|
100 –
100
|
6
tahun
|
20,0
|
1800 –
2000
|
90 –
100
|
10
tahun
|
28,7
|
2000 –
2500
|
70 –
85
|
14
tahun
|
45,0
|
2200 –
2700
|
50 –
60
|
18
tahun
|
54,0
|
2200 –
2700
|
40 –
50
|
Bahan
Makanan
|
Fungsi
|
Pengaruh
Defisiensi
|
Pengaruh
Kelebihan
|
Sumber
|
Air
|
Pelarut
untuk pertukaran seluler, medium untuk ion, transport nutrient dan produk
buangan, pengaturan suhu tubuh.
|
Haus,
kekeringan lidah, dehidrasi, anhidrasi, berat jenis uri tingggi, kehilangan fungsi ginjal
(asidosis, oligurasi, uremia, meninggal).
|
Ketidak
enakan abdomen, nyeri kepala, kram ( air tanpa garam ), intoksikasi,
kejang-kejang, oedema dan gagal sirkulasi
|
Air,
semua makanan
|
Protein
|
Penyediaan
asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan, larutan untk
keseimbangan osmotic, buffer. Hemoglobin, nucleoprotein, glikoprotein dan
lipoprotein . enzim , antibody. Bangunan protektif ( kuku dan rambut)
|
Kelemahan
, pembesaran , perut udem, penipisan protein
plasma, kwashiorkor (malnutrisi protein) marasmus ( malnutrisi
protein- kalori)
|
Masukan
protein tinggi yang lama. Dapat memperburuk insufisien ginjal.
|
Susu,
telur, daging, ikan ungags, keju, kedele, kacang arab,buncis, padi-padian,
kacangan- kacangan , miju-miju.
|
Karbohidrat
|
Sumber
energy yang tersedia dengan mudah, antikogenik, struktur sel, antibody,
sumber kalori tersimpan ( glikogen dan lemak), resitensi asam amino, bagian
makanan yang kasar.
|
Ketosis
jika masukan kurang dari 15% kalori atau pada kelaparan berat badan kurang
jika kalori total rendah .
|
Berat
badan berlebih jika kalori total tinggi. Berbagai sindrom karena kesalahan
metabolism gula bawaan lahir
|
Suhu,
padi-padian, buah-buahan, sucrose, sirup, tepung, sayuran .
|
lemak
|
Sumber
kaya energy, pelindung fisik pembuluh darah, syaraf, organ ; isolasi terhadap
perubahan suhu: membrane sel dan nucleus ; sarana untuk penyerapan vitamin (
A,D,E dan K) asam lemak esensial, membantu nafsu makan, membantu rasa kenyang
( penundaan pengosonga lambung)
|
Tidak
ada rasa kenyang (sangat mengharapkan lemak) berat badan kurang, perubahan
kulit pada masukan asam linoleat yang amat rendah
|
Berat
badan berlebih, gejala abdomen pada hyperlipidemia familia, masukan
kolesterol tinggi dapat merugikan populasi tertentu.
|
Susu,
metega, kuning telur, lemak babi, daging babi asin, daging, ikan , keju,
kacang, minyak sayur.
Air
susu ibu biasanya menyediakan 4-5% kalori sebagai asam linoleat ; minyak
sayur sangat bervariasi, pada minyak biji jagung, kedele dan lainnya.
|
Kalsium
|
Struktur
tulang dan gigi, kontraktri otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja
jantung, prouksi susu
|
Mineralisasi
tulang dan gigi jelek, osteoporosis,rakhitis, gangguan pertumbuhan.
|
Blockade
jantung dan batu ginjal ( parenteral)
|
Susu,
kerja, sayur-sayuran berdaun hijau, salmon, kerang, tiram.
|
Klorida
|
Tekanan
osmotic, keseimbangan asam basa
|
Alkalosis
hipokloremikdapat terjadi pada muntah yang lama atau keringat yang berlebihan
, pada pemberian glucose parenteral
tanpa salin, pada terapi ACTH berlebihan dan pada alkalosis kongenital
|
Belum
diketahui
|
Garam
meja, daging , susu, telur
|
Tembaga
|
Zat
penting untuk produksi sel darah merah, pembentukka hemoglobin, penyerapan
besi,
|
Dapat
menyebabkan anemia refrakter, osteoporosis, patah tulang, kenaikan kolesterol
serum
|
Sirosis,
gastritis, hemolisis
|
Hati
tiram, daging, ikan , butir padi utuh, kacang polong.
|
Besi
|
Struktur
hemoglobin dan globin untuk pengangkutan O2 dan CO2.
|
Anemia,
Hipokrom, gagal pertumbuhan, hiperaktivitas
|
Keracuna
dengan besi medisinal
|
Hati ,
daging, kuning telur, sayur-sayuran hijau, padi utuh, kacang polong
|
fospor
|
Unsur
pokok tulang dan gigi: struktur nucleus dan sitoplasma semua sel, kesimbangan
asam basa.transfor masi energy dan penyebaran impuls saraf ; metabolism
karbohidrat, protein dan lemak
|
Rakitis
dapat terjadi pada pertumbuhan yang cepat , bayi dengan berat bdan lahir
sangat rendah.
|
Kemungkinan
tetanus selama penyembuhan rakitis atau pada neonates dengan susu formula yang
mengandung Ca , P (1:1) rendah.
|
Susu,
produk-produk susu , kuning telur, kacang polong.
|
Kalium
|
Kontraksi
otot, hantaran impuls saraf , tekanan osmotic intraseluler dan kesimbangan
cairan
|
Diare,asidosis
diabetic kelebihan ACTH, kelemahan otot, anaroksia, perut kembung,
iritabilitas syaraf.
|
Gagal
ginjal , blockade jantung pada kadar serum 10mEq/L
|
Semua
makanan
|
Natrium
|
Tekanan
osmotic, keseimbangan asam basa, keseimbangan air, iritabilitas otot dan
syaraf
|
Nusea
, diare, kram otot, dehidrasi, hipotensi
|
Oedema
jika eksresi tidak memadai atau cairan parenetal berlebihan
|
Garam
meja, susu, telur, senyawa natrium,4
|
Sumber:
1. Fraser
DM, Cooper MA. Buku Ajar Bidan Myles.
Edisi XIV. Jakarta: EGC; 2011.
2. Astuti
Sri, Tina Dewi Judistiani, Lina Rahmiati, Ari Indra Susanti. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Bandung: Penerbit Erlangga. 2015.
3.
Hendarto
Aryono, Keumala Pringgadini. Buku
Bedah ASI.
4. E.
Behrman, Richard. Ilmu kesehatan anak Nelson, Jakarta : EGC. 1999.
0 komentar:
Posting Komentar